Mengoptimalkan Alat Pembayaran Non Tunai
Zaman dulu, orang jual beli dengan cara barter. Saya punya beras, kau punya gula, dan kita saling membutuhkan. Maka ketika itu terjadilah tukar barang sesuai dengan janji yang diambil. Berapa kilogram beras untuk berapa kilogram gula. Begitu pula untuk hal-hal lainnya di zaman dulu.
Namun, zaman terus bergulir, sampai insan menemukan alat tukar untuk jual beli. Tentunya tujuan alat tukar ini lebih memudahkan jual beli yang sebelumnya berupa tukar barang yang parameternya tidak pakem dan jelas. Saat barter, orang memilih nilai tukar barang yang beliau punya dan beliau inginkan semaunya. Dengan adanya alat tukar, semua mulai distandarisasi dan punya nilainya masing-masing. Dulu, alat tukar yang dikenal berupa emas dan perak.
Kemudian sehabis usang emas dan perak ini dipakai sebagai alat tukar aneka macam negara di dunia ini, alasannya yaitu dianggap kurang cepat perputaran ekonominya, maka mulainya dikenal kertas sebagai mata uang. Memang diakui dengan mensyaratkan adanya emas dan perak, perputaran ekonomi tidak secepat kini ini. Orang harus benar-benar punya banyak emas atau perak bila ingin membeli sesuatu yang banyak dan itu sangat melelahkan membawa emas atau perak berkarung-karung. Jika berupa uang kertas, maka hal itu akan lebih ringan.
Ketika insan sudah semakin banyak dan teknologi semakin maju, maka muncul juga jenis alat tukar yang tak kalah cepatnya dari mata uang kertas, yaitu mata uang digital. Mata uang digital ini menurut mata uang kertas yang ada dan dipunyai. Selain itu dengan mata uang digital perdagangan akan semakin cepat. Jika dulu penjual dan pembeli harus saling bertatap muka untuk jual beli dan membayar dengan uang atau mendapatkan barang, kini tak perlu tatap muka sudah sanggup bertransaksi.
Jenis alat pembayaran non tunai yang ada ketika ini pun mulai beragam. Jika kau punya rekening bank, sangat lazim bila mengenal kartu ATM bertipe debit yang sanggup kau gunakan untuk melaksanakan pembayaran di gerai atau supermarket. Selain itu, kita juga mengenal pembayaran non tunai berupa kartu kredit. Jika kartu debit menurut jumlah uang yang ada di rekening kita, kartu kredit lebih berupa utang yang harus dibayar tiap awal bulan. Selain itu ada kartu prabayar menyerupai untuk kartu untuk membayar tol atau gerai belanja yang ada di sekitar rumah kita. Selain itu ada lagi berupa pembayaran non tunai menurut nomor ponsel atau berupa aplikasi khusus menyerupai Dompetku Plus.
Namun, zaman terus bergulir, sampai insan menemukan alat tukar untuk jual beli. Tentunya tujuan alat tukar ini lebih memudahkan jual beli yang sebelumnya berupa tukar barang yang parameternya tidak pakem dan jelas. Saat barter, orang memilih nilai tukar barang yang beliau punya dan beliau inginkan semaunya. Dengan adanya alat tukar, semua mulai distandarisasi dan punya nilainya masing-masing. Dulu, alat tukar yang dikenal berupa emas dan perak.
Kemudian sehabis usang emas dan perak ini dipakai sebagai alat tukar aneka macam negara di dunia ini, alasannya yaitu dianggap kurang cepat perputaran ekonominya, maka mulainya dikenal kertas sebagai mata uang. Memang diakui dengan mensyaratkan adanya emas dan perak, perputaran ekonomi tidak secepat kini ini. Orang harus benar-benar punya banyak emas atau perak bila ingin membeli sesuatu yang banyak dan itu sangat melelahkan membawa emas atau perak berkarung-karung. Jika berupa uang kertas, maka hal itu akan lebih ringan.
Ketika insan sudah semakin banyak dan teknologi semakin maju, maka muncul juga jenis alat tukar yang tak kalah cepatnya dari mata uang kertas, yaitu mata uang digital. Mata uang digital ini menurut mata uang kertas yang ada dan dipunyai. Selain itu dengan mata uang digital perdagangan akan semakin cepat. Jika dulu penjual dan pembeli harus saling bertatap muka untuk jual beli dan membayar dengan uang atau mendapatkan barang, kini tak perlu tatap muka sudah sanggup bertransaksi.
Jenis alat pembayaran non tunai yang ada ketika ini pun mulai beragam. Jika kau punya rekening bank, sangat lazim bila mengenal kartu ATM bertipe debit yang sanggup kau gunakan untuk melaksanakan pembayaran di gerai atau supermarket. Selain itu, kita juga mengenal pembayaran non tunai berupa kartu kredit. Jika kartu debit menurut jumlah uang yang ada di rekening kita, kartu kredit lebih berupa utang yang harus dibayar tiap awal bulan. Selain itu ada kartu prabayar menyerupai untuk kartu untuk membayar tol atau gerai belanja yang ada di sekitar rumah kita. Selain itu ada lagi berupa pembayaran non tunai menurut nomor ponsel atau berupa aplikasi khusus menyerupai Dompetku Plus.
0 Response to "Mengoptimalkan Alat Pembayaran Non Tunai"
Post a Comment